dan, Tuhan Pun Berhasil Kutipu
Oleh: Adam Ma’rifat[1]
Entah dari mana sikap dan pikiran perlawanan itu muncul. Yang jelas, sejak ia mengenal orang lain, ia sudah tidak suka menjadi dirinya sendiri, karena selalu saja menjadi bahan olokan oleh lingkungan. Ketika ia mulai mengaji di surau dan ustad bicara tentang penciptaan langit dan bumi serta seisinya, maka saat itulah, ia mulai tidak senang dan menaruh dendam pribadi terhadap tuhan. Hal yang selalu dipertanyakan pada dirinya sendiri adalah kenapa ia memiliki perbedaan dengan saudara-saudaranya yang lain.