Terowongan 835 M Lintasan Kereta Api Sawahlunto-Muarokalaban


Terowongan hampir satu kilometer (835 meter) antara Muarokalaban-Sawahlunto menawarkan pengalaman dan pemandangan yang mengagumkan. Terowongan  yang sejatinya lintasan kereta api ini merupakan jawaban persoalan transportasi batubara untuk dibawa keluar Sawahlunto. Dibangun dalam rentang masa 1892-1894, terowongan ini menembus bukit berbatu cadas.





Siluet wisatawan yang melintasi terowongan dengan berjalan kaki
Photography: Yonni Saputra, Sumber: Koleksi Pribadi
 Potret pengerjaan terowongan masa kolonial Belanda. 
Sumber: ANRI, Doc. Museum Goedang Ransoem

Tidak sedikit jumlah tenaga kerja paksa dari pribumi dikerahkan pemerintah Hindia Belanda demi mencapai tujuan agar dapat mengakut batubara sebanyak-banyaknya dari hasil ekploitasi di bumi Sawahlunto untuk diperdagangkan dipasaran dunia. Sampai saat ini terowongan ini tetap kokoh dilintasi kereta api wisata Padang-Pariaman-Padangpanjang-Sawahlunto. Akan semakin menciptakan nuansa kemasalaluan ketika wisatawan melintasinya dengan menaiki kerete api yang ditarik lokomotif uap ‘Mak Itam’.

Sebuah lokomotif uap keluar melintas terowongan. 
Sumber: ANRI, Doc. Museum Goedang Ransoem