Showing posts with label KERETA API ANGKUTAN MASSAL PERINTIS DI SUMATERA BARAT. Show all posts
Showing posts with label KERETA API ANGKUTAN MASSAL PERINTIS DI SUMATERA BARAT. Show all posts

'Ular Besi Di Persimpangan' Dan Harapan Baru Kereta Api Di Sumatera Barat

'Ular Besi Di Persimpangan' 
Dan Harapan Baru Kereta Api  Di Sumatera Barat 
(2 dari 2 Tulisa Berkaitan)

'Ular Besi Di Persimpangan
Sinyal buruk pokok pertimbangan 'pilot project sistemic linkage' yang dulu masa Belanda menjadi perhatian dan kajian terdepan bermakna; jika salah satu dari ketiga pembangunan (1. Tambang Batubara Ombilin (Ombilin Mining Coal), 2. Jaringan Kereta Api dan 3. Pelabuhan Teluk bayur) tersebut gagal, maka berdampak buruk atau hilanglah fungsi bagian lainnya. Oleh karena itu siapapun yang mengerjakannya harus sekaligus jika diinginkan semuanya berfungsi dan berdaya guna.Tampak hal itu benar-benar terjadi dan dialami dampaknya bahkan tidak satu-dua bagian, tapi pada ketiganya.

KERETA API ANGKUTAN MASSAL PERINTIS DI SUMATERA BARAT

Kereta Api Angkutan Massal Perintis 
Di Sumatera Barat
 (1 dari 2 tulisan terkait)

A.Sekilas Pembangunan Perkeretaapian Di Indonesia (Hindia Belanda)
Kereta api di Hindia Belanda (Indonesia sekarang) dimulai oleh N.V. NISM di daerah Jawa Tengah. Pembangunan diawali pencangkulan tanah pertama oleh Gubernur Jenderal tanah jajahan pada tanggal 7 Juni 1864 yang berlokasi di desa Kemijen (sekarang Stasiun Gudang Semarang). Pelaksanaan proyek pembangunan dipimpin Baron Sloet Van den Beele (1886-1866). Berselang tiga tahun kemudian jalur Semarang-Temanggung sepanjang 25 km dioperasikan sebagai angkutan umum. Meski menghadapi berbagai kendala pengerjaan terutama masalah pendanaan. Pembangunan jalur kereta api terus berlanjut dan sampai ke Yogykarta pada tanggal 10 Juni 1872.[1]
N.V. NISM berada di depan dalam pembangunan rel periode awal ini. Perusahaan ini membangun jalur rel Semarang-Surakarta-Jogja. Langkah N.V. NISM disusul 21 perusahaan kereta api lainnya. Satu diantaranya dari perusahaan pemerintah yaitu Staatsspoorwegen/SS. Dari ke 21 perusahaan kereta api itu pun 17 perusahaan tercatat memiliki manajemen dan perlatan yang berbeda.[2] Namun tidak dapat di sanksikan periode ini teknologi uap sedang berkembang pesat. Dengan demikian sudah jelas lokomotif uap tampil sebagai tonggak sejarah perkeretaapian di belahan dunia manapun. Sampai akhir Perang Dunia II terdapat 982 lokomotif dari 69 jenis.[3]